Kamis, 06 September 2012

"Beasiswa" Itu Tidak Gratis

Muhasabah;Renungan Bagi Penerima Beasiswa[1]
Oleh: Muhammad Nur Hassan[2]

Tidak jarang mahasiswa biasanya suka cari yang gratisan. Terbukti SMS saja pengen jebolan operator, makan pengen ditraktir, internetan pengen gratis, kuliah juga nyarinya “beasiswa”mulu. Ah, wajarlah. Tak apa, saya juga gitu kok.
Berbincang perihal beasiswa, bagi mahasiswa-mahasiswa zaman sekarang memang tidaklah asing. Banyak diantara mereka menggantungkan mimpi-mimpinya saat kuliah adalah berprestasi demi mendapatkan beasiswa, baik beasiswa S1 ataupun S2 gratis entah didalam negeri maupun luar negeri. Atau sekedar meringankan biaya kuliah dan cari tambahan uang saku semata. Bahkan secara iseng-iseng mengajukan beasiswa karena prestasinya bagus daripada peluang beasiswa tidak ada yang ngambil, maka dengan pertimbangan lumayan buat nambah-nambah uang saku mereka pun masuk.
Namun, betapa malangnya jika upaya itu sia-sia, terlebih buat yang ekonominya pas-pasan tapi masih ngotot pengen kuliah kayak kita. Bahkan mereka sampai ada yang jadi pengemis beasiswa.Tapi tunggu dulu, tahukah bahwa beasiswa itu pastinya diberikan tidak secara cuma-cuma bukan? Ada aspek tujuan mengapa beasiswa itu ada. Suatu contoh salah satu bank di Indonesia memberikan beasiswa kepada beberapa mahasiswa yang telah terseleksi misalnya, apakah lantas hanya sekedar penyerahan uang baik yang simbolik ataupun yang nyata? Tidak kan? Ada yang secara terang-terangan mengikat mereka untuk bekerja disana setelah lulus, ataupun yang secara tidak langsung.
Sebagai kaum elit yang memiliki wacana pendidikan dan juga punya hati serta kesadaran, haruslah mengerti bagaimana itu yang disebut timbal balik.Karena mahasiswasejatinyamerupakan sebuah miniatur masyarakat intelektual yang memilki corak keberagaman pemikiran, gagasan dan ide-ide yang penuh dengan kreatifitas dalam rangka mewujudkan Tri Darma Perguruan Tinggi; Pendidikan dan pengajaran, Penelitian, Pengabdian pada masyarakat.
Maka, kita sebagai bagian dari mahasiswa yang telah diberi kesempatan untuk bisa melanjutkan studi di kampus dengan biaya kuliah yang telah disubsidi oleh pemerintah ditambahdengan asupan living cost yang juga dirasa cukup. Itu artinya apa? Itu artinya pemerintah telah mempercayai kita sebagai orang-orang yang turut membangun bangsa ini. Jadi, kita adalah investasi masa depan bangsa ini.
Oleh karenanya kita tidaklah hanya bisa menyembunyikan tangan tanpa adanya balas budi. Apakah balas budi kita bagi bangsa yang telah menyediakan sarana yang tidak kurang untuk kita menggali ilmu? Cukup ironi juga apabila kita niatkan kuliah dan ujung-ujungnya lulus bekerja bagi perusahaan asing yang tidak ada nilai manfaatnya bagi bangsa ini. Padahal negara telah mensubsidi kuliah kita, telah memberi banyak program-program beasiswa yang sebenarnya terselip harapan besar bagi output yang dihasilkan nantinya.
Jikalau bangsa ini kita analogikan sebagai Ibu, lalu apakah kita akan mendurhakainya dengan tanpa ada rasa balas budi kepada ibukita? Sungguh merupakan suatu kedhaliman sosial. Hemat penulis, beasiswa itu diberikanseperti halnyamenanamsebuahinvestasi. Kita penerima beasiswa adalah objek investasinya, kita dituntut untuk menghasilkan sesuatu yang memberi nilai manfaat dimana dalam hal iniadalahkepada bangsa ini. Lalu apakah kita akan pura-pura lupa atau tidak tahu ketika suatu saat menjadi orang yang dibutuhkan bangsa ini? Sungguhpun harusnya kita tahu dansadardiribahwa kita adalah harapan bangsa ini.
Sebagaipenerimabeasiswa, terutamabeasiswa Bidikmisi.Kita semuasedang diminta oleh Ibu Pertiwi untuk segara membantu beliau bangun dan bangkit tersenyum.MelaluiKeluargaBesarMahasiswaBidikmisi (KBMB) yang merupakan wadah untuk aktualisasi dan berorganisasi dalam rangka mengembangkan potensi, minat bakat serta mengasah emosionalitas, intelektualitas dan spiritualitas. Mari kitabersama-samasebagaimahasiswa penerima beasiswa haruslah lebih unggul, berprestasi, akademisi dan juga memiliki mentalitas pengabdi dan berbagi pada proses pendewasaan di berbagaiorganisasi. Sehingga benar-benar memiliki nilai plus daripada mahasiswa yang tidak menerima beasiswa sertadapat berkorelasi langsung pada balas jasa kepada pihak-pihak terkait yang menjadi founding beasiswa.
Ayo kawan, bukankah jugamelalui salam kebanggan kita telah tergema nafas semangat untuk menjadi orang-orang yang berada di garda terdepan perlu berkontribusi dalam membangun negeri ini. Entah wujudnya apa, mari kita jadikan diri kita sebagai manusia-manusia yang tahu terimakasih. []


[1]Tulisan ini dikhususkan buat anggota baru Keluarga Besar Mahasiswa Bidikmisi (KBMB).
[2]Peneliti Muda di Lembaga Kajian Penelitian dan Pengembangan Mahasiswa (LKP2M), Chief Editor Buletin “An-Naba”Hai’ah Tahfidz Al-Qur’an (HTQ) dansebagai Koordinator (CO) Devisi Akademik Keluarga Besar Mahasiswa Bidikmisi (KBMB) UIN Maliki Malang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar