LAPORAN STUDI LAPANGAN
TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH
“Vegetasi Mikroalga di
Pantai Kondang Merak”
Dosen Pembimbing:
1.
Drs. Sulisetjono,
M.Si
2.
Ainun
Nikmati Laily, M.Si
Oleh:
Oleh:
Nama :
Muhammad Nur Hasan
NIM : 11620060
Kelompok : VII
Kelas :
Bio-B
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
NOPEMBER 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengutip salah satu ayat al-Qur’an surat
al-An’aam ayat 97 yang berbunyi:
Artinya, “dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar
kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut.Sesungguhnya
Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang
mengetahui.”
Ayat tersebut menyatakan bahwa Allah telah memperlihatkan tanda-tanda
kebesaran dan kekuasaan-Nya lewat ciptaan-Nya.Sehingga kita dapat memuji-Nya
dengan meneliti ciptaan-ciptaan-Nya baik di darat maupun di lautan.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang dipisahkan oleh laut antara
pulau yang satu dengan pulau yang lain. Laut Indonesia terkenal akan keindahan
dan kekayaan isinya. Laut Indonesia terlihat indah dengan biotanya yang
beraneka ragam.Salah satunya yaitu alga.Alga (jamak Algae) adalah sekelompok organisme
autotrof yang tidak memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata.Algae
adalah tumbuhan tingkat rendah yang tidak berpembuluh dan termasuk dalam
kelompok atau dikenal dengan tumbuhan bertalus.Tidak memiliki akar batang dan
daun sejati tetapi hanya menyerupai saja.Hidup menempel pada substrat dengan
menggunakan holdfast. Berklorofil a untuk fotosintesis dan juga mengandung
pigmen lainnya.Algae bereproduksi dengan aseksual dan seksual.Alga ada yang
hidup secara soliter dan berkoloni (Hasnunida, 2007).
Algae banyak tersebar diseluruh laut Indonesia dan algae yang ada di
Indonesia banyak jenisnya.Sehingga emanfaatan alga untuk menunjang kehidupan
manusia telah banyak dilakukan.Beberapa jenis algae bernilai ekonomis.Algae
dapat dibidudayakan di laut dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan
agar-agar, kosmetik, obat-obatan dan masih banyak lagi (Aslan, 1991).
Oleh karena itu, disamping kita mengetahui jenis-jenis makroalga secara
tekstual di bangku kuliah, maka dengan dilakukannya studi lapangan ini diharapkan
kita juga mengetahui secara kontekstual. Adapun studi lapangan ini dilakukan di
pantai Kondang Merak dikarenakan vegetasi makroalga di sana masih bagus.
Meskipun tingkat kelimpahannya masih belum tergolong tinggi, tetapi
macam-macamnya sudah dapat memenuhi untuk dijadikan bahan studi lapangan mata
kuliah Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah mengenai makroalga.
1.2 Tujuan
Tujuan dari studi lapangan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui keanekaragaman makroalga yang berhabitat di zona pasang surut pantai Kondang Merak.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari jenis-jenis makroalga yang berhabitat di zona pasang surut pantai Kondang Merak.
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari jenis-jenis makroalga yang berhabitat di zona pasang surut pantai Kondang Merak.
Tujuan dari studi lapangan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui keanekaragaman makroalga yang berhabitat di zona pasang surut pantai Kondang Merak.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari jenis-jenis makroalga yang berhabitat di zona pasang surut pantai Kondang Merak.
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari jenis-jenis makroalga yang berhabitat di zona pasang surut pantai Kondang Merak.
1.3 Manfaat
Hasil dari studi lapangan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Menambah informasi dan ilmu pengetahuan tentang botani (algae) laut.
2. Sebagai bahan studi lanjut untuk objek praktikum mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah mengenai makroalga.
Hasil dari studi lapangan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Menambah informasi dan ilmu pengetahuan tentang botani (algae) laut.
2. Sebagai bahan studi lanjut untuk objek praktikum mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah mengenai makroalga.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Waktu dan Tempat
Studi lapangan ini dilaksanakan pada hari
Kamis sampai Jumat tanggal 15-16 Nopember 2012 di Pantai Kondang Merak
Kecamatan Donomulyo Kabupaten Bantur (Malang Selatan).
2.2 Alat dan Bahan
a. Alat
Alat-alat yang dipakai dalam studi lapangan
ini adalah:
1. Alat tulis
2. Alat dokumentasi (kamera digital dan handycam)
3. Ice box (termos es) sebanyak 6 buah
4. Kantong plastik
5. Toples kaca (disesuaikan jumlah spesies yang ditemukan)
b. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam studi
lapangan ini adalah:
1. Es batu
2. Kertas label
3. Larutan herbarium:
·
Larutan Fiksatif:
-
Asam asetat glasial 5 ml
-
Formalin 10
ml
-
Alkohol 80% 50
ml
·
Larutan tembaga sulfat:
-
Tembaga sulfat (CuSO4) 0,2 gr
-
Akuades 35
ml
2.3 Cara Kerja
Langkah-langlah kerja pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dicari algaelaut dengan terjun langsung ke pantai ketika keadaan surut.
2. Diambil gambar algae dengan kamera digital.
3. Dimasukkan alga yang diperoleh ke dalam kantong plastik.
4. Diamati dan dicatat ciri-cirinya.
5. Dimasukkan ice box yang berisi es batu untuk menyimpan algae hasil pengamatan.
6. Setelah sampai di laboratorium, dicuci sampai bersih algae yang ditemukan dengan menggunakan air bersih.
7. Dibedakan berdasarkan spesies masing-masing, diklasifikasi dan dideskripsikan.
8. Dibuat larutan herbarium untuk pegawetan.
9. Direndam ke dalam larutan herbarium dan ditunggu selama 48 jam.
10. Setelah itu dimasukkan setiap jenis algake dalam toples yang telah disediakan (satu toples=satu spesies alga).
11. Tutup rapat-rapat tutup toplesnya.
12. Kemudian diberi nama ilmiah pada toples menggunakan kertas label.
13. Disimpan sebagai hasil studi lapangan dan untuk studi lanjut (bahan praktikum) tentang makroalga.
14. Dibagi setiap kelompok untuk dibahas di dalam laporan hasil studi lapangan.
Langkah-langlah kerja pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dicari algaelaut dengan terjun langsung ke pantai ketika keadaan surut.
2. Diambil gambar algae dengan kamera digital.
3. Dimasukkan alga yang diperoleh ke dalam kantong plastik.
4. Diamati dan dicatat ciri-cirinya.
5. Dimasukkan ice box yang berisi es batu untuk menyimpan algae hasil pengamatan.
6. Setelah sampai di laboratorium, dicuci sampai bersih algae yang ditemukan dengan menggunakan air bersih.
7. Dibedakan berdasarkan spesies masing-masing, diklasifikasi dan dideskripsikan.
8. Dibuat larutan herbarium untuk pegawetan.
9. Direndam ke dalam larutan herbarium dan ditunggu selama 48 jam.
10. Setelah itu dimasukkan setiap jenis algake dalam toples yang telah disediakan (satu toples=satu spesies alga).
11. Tutup rapat-rapat tutup toplesnya.
12. Kemudian diberi nama ilmiah pada toples menggunakan kertas label.
13. Disimpan sebagai hasil studi lapangan dan untuk studi lanjut (bahan praktikum) tentang makroalga.
14. Dibagi setiap kelompok untuk dibahas di dalam laporan hasil studi lapangan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan studi lapangan di Pantai Kondang
Merak oleh 16 kelompok, maka dari sekian banyak spesies makroalga yang didapatkan
dibagi kepada masing-masing kelompok.Sehingga dalam hal ini, hanya dibahas dari
hasil pembagian saat identifikasi di dalam Laboratorium Ekologi Jurusan Biologi
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Adapun spesies yang akan dibahas adalah
sebagai berikut:
3.1 Gelidium pulchellum
a. Gambar
b. Klasifikasi
Klasifikasi dari Gelidium pulchellum adalah (KKP,
2010):
Kingdom : Plantae
Divisi : Rhodophyta
Kelas
: Rhodophyceae
Ordo
: Gilidiales
Famili
: Gelidiaceace
Genus
: Gelidium
Spesies
: Gelidium pulchellum
c. Deskripsi
Berdasarkan hasil pengamatan dan
identifikasi, spesies ini bermarna merah, thallus berbentuk pipih, jenis
percabangan tidak teratur, ada yang dikotom dan trikotom dengan berukuran
panjang ± 4-7 cm. Holdfast tumbuh melekat pada substrat batu karang di rataan
trumbu yang tergenang air.
Sesuai namanya, semua organisme yang
tergolong ke dalam Rhodophyta dominan berwarna merah karena mengandung pigmen
fotosintetik yang disebut fikobilin (fikoeritrin dan fikosianin). Rhodophyta
merupakan satu-satunya devisi yang anggotanya tidak mempunyai stadium flagel. Habitat
Rhodophyta umumnya di perairan laut dan payau. Rhodophyta bereproduksi secara
aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan membentuk spora.
Reproduksi seksual di lakukan melalui fertilisasi sel kelamin jantan yang tidak
berflagel (spermatium) dengan ovum (Aslan, 1991).
Bentuknya berupa
helaian atau berbentuk seperti pohon. Tidak berflagella. Selnya terdiri dari
komponen yang berlapis–lapis. Mempunyai pigmen fotosintetik fikobilin, memiliki
pirenoid yang terletak didalam koroplas, pirenoid berfungsi untuk menyimpan
cadangan makanan. Tubuh bersel banyak menyerupai benang atau lembaran. Dalam
reproduksinya tidak mempunyai stadia gamet berbulu cambuk. Alat perekat (holdfast) terdiri dari perakan sel
tunggal atau sel banyak. Memiliki pigmen fikobilin yang terdiri dari
fikoeritrin (berwarna merah) dan fikosianin (berwarna biru). Memilki persediaan
makanan berupa kanji (floridean starch). Cara hidup Gelidium
pulchellum umumnya bersifat autotrof, ada juga yang heterotrof, yaitu yang
tidak memiliki kromatofora dan biasanya parasit pada ganggang lain.Habitat dari
spesies ini adalah mumnya hidup di laut yang dalam dari pada tempat hidup
ganggang cokelat, hidup diperairan tawar (Bold, 1978).
Jenis rumput laut tersebut termasuk kedalam golongan
algae merah yang mempunyai ciri-ciri, yaitu:Dalam
reproduksinya tidak mempunyai stadia gamet berbulu cambuk. Reproduksi
seksual dengan karpogonia dan spermatia. Pertumbuhannya bersifat
uniaksial (satu sel di ujung thallus) dan multiaksial (banyak sel di ujung
thallus). Alat pelekat (holdfast) terdiri dari perakaran sel tunggal atau sel
banyak. Memiliki pigmen fikobilin yang terdiri dari fikoeretrin (berwarna
merah) dan fikosianin (berwarna biru). Bersifat adaptasi kromatik, yaitu
memiliki penyesuaian antara proporsi pigmen dengan berbagai kualitas
pencahayaan dan dapat menimbulkan warna pada thalli seperti: merah tua, merah
muda, pirang, coklat, kuning dan hijau. Mempunyai persediaan makanan berupa
kanji. Didalam dinding selnya terdapat selulosa, agar, carrageenan, porpiran
dan furselaran (Lovelees, 1989).
d. Manfaat
Beberapa jenis rumput laut di Indonesia yang bernilai ekonomis.Seperti halnya
Glacelaria sp., Gelidium sp.juga dapat menghasilkan metabolit
primer senyawa hidrokoloid untuk pembuatan agar-agar, sehingga spesies ini disebut
agarophyte.Oleh karena itu, spesies algae jenis Gelidium merupakan
jenisrumput laut berpotensial yang tersebar
di Indonesia(KKP, 2010).
3.1 Turbinaria ornate
a. Gambar
b. Klasifikasi
Klasifikasi dari Turbinaria ornate adalah (Tabin,
2010):
Kingdom :
Plantae
Divisi : Phaeophyta
Kelas
: Phaseophyceae
Ordo
: Fucales
Famili
: Sargassaceae
Genus
: Turbinaria
Spesies
: Turbinaria ornata
c. Deskripsi
Berdasarkan hasil pengamatan dan
identifikasi pada Turbinaria ornata adalah dapat diketahui beberapa
bagian-bagiannya antara lain: Thallusnya
dapat dibedakan antara daun, batang dan holdfast/rhizoid.
Holdfast
sebagai alat perekat pada substrat yang menyerupai akar pada tumbuhan tingkat
tinggi, panjang thallus ± 3,5 cm berbentuk pipih, berwarna coklat terdapat
filoid (blades), memiliki percabangan dikotom dan berbentuk
kerucut segitiga atau corong dengan tepi bergerigi seperti turbin. Spesies ini biasa hidup berhabitat menempel
pada bagian celah batu karang.
Seperti yang dilansiroleh hawaii.edu,
tanaman ini tingginya berukuran 2-20 cm. Holdfast beruang satu silinder, bagian
tegak dan bagian basal kerucut atau tidak teratur, biasanya dengan beberapa
cabang atau dikotomus. Sebagian berwarna coklat kekuningan sampai coklat tua
dengan bintik-bintik cokelat tua. Sebagaimana menurut Winarno (1990), Turbinaria masuk ke dalam
kelompok alga cokelat (Phaeophyta).
Perbedaan dengan jenis lainnya, jenis ini
memiliki daun yang umumnya seperti corong dengan pinggir
bergerigi.Karakteristik jenis ini adalah pinggir daunnya membentuk bibir dengan
bagian tengah daun melengkung ke dalam (Setiawan, 2001).
Spesies ini seperti yang telah dikemukakan
oleh Sulisetjono, 2009 bahwa habitatnya yaitu di air laut. Sebagaimana
disebutkan juga oleh (Nybakken, 1992), Turbinaria
ornata sangat umum ditemukan pada pertengahan intertidial untuk setidaknya
pada kedalaman 20-30 cm. tumbuh dalam berbagai habitat, biasanya ditemukan
dalam sekelompok kecil yang menempel pada celah-celah karang, termasuk batu
pasanag surut, dan pada permukaan terumbu karang.
Turbinaria ornata termasuk jenis algae yang umum didapat dan
tersebar luas di perairan Indonesia (iptek.net, 2002). Karakteristik morfologi
dari alga ini memungkinnya untuk bertahan hidup dalam kondisi lingkungan yang
ekstrim. T. ornata berhasil mereproduksi baik dan reproduksi seksual dan
fragmentasi (Magruder, 1979).
Sedangkan di dalam salah satu blog
(Anonymous, 2012) disebutkan bahwa spesies ini memiliki thallus tegak, tinggi
hingga 30 cm, menempel pada batu karang dan tumbuh bercabang dikotomus dengan
ujung bercakram. Cabang utama menyilinder, dengan cabang ke segala arah. Daun
kasar, agak mempiramid sampai bentuk gangsing, hingga 20 mm panjangnya dan
lebarnya 15 mm, bagian ujung membundar atau menyegitiga, bagian tengah agak
cekung, biasanya diseliputi oleh sederetan gigi kasar. Cabang penyangga bentuk
tandan, terdapat pada sepertiga dari tangkai daun.
Turbinaria ornata ditemukan dan menyebar secara luas di
kawasan Asia tenggara termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina dan Papua Nugini. Adapun
habitatnya, pada umumnya ditemukan di karang dengan pasang surut rendah dan
area pasang sampai ke daerah dengan ombak sedang hingga ombak tinggi dan bisa
juga ditemukan di zona tenang. Tingkat ombak, salintas, pH dan pergerakan air
di sisi lain merupakan faktor utama tempat tumbuhnya rumput laut. Turbinaria
ornata juga menstimulasi tumbuhnya dinoflagelata, dan juga merupakan
habitat bagi hydroid, polychaeta (Nontji, 1993).
d. Manfaat
Bermacam-macam jenis Turbinaria telah
banyak dipergunakan sebagai makanan manusia, pupuk, pestisida, dan obat anti
serangga. Di Malaysia jenis makroalga (rumput laut) ini digunakan dalam salad.
Sebagai pupuk atau pendingin tanah, dengan cara dicampurkan dengan ganggang
coklat (Sargassum, Hormophysa dan Dictyota) dan dikomposkan 2–3 bulan sebelum
digunakan. Untuk mempercepat pengomposan, ditambahkan daun lirik sidia
(Glyricida sepium). Apabila makroalga ini dicampur dengan rebusan makroalga
lain dan dikukus dapat digunakan untuk mengobati anak-anak yang sakit panas. Di
Filipina, jika dicampur dengan ganggang coklat Sargassum dapat digunakan untuk
mengusir hama di kebun sayuran. Namun, makroalga (rumput laut) ini walaupun
telah dicoba dibudidayakan akan tetapi masih belum tampak sukses (Anonymous,
2012).
Kandungan kimia alga ini adalah alginate
dan iodine (iptek.net, 2002) sehingga dalam Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (Fajarningsih, 2008) disebutkan bahwa
bioaktifitas ekstrak Turbinaria dapat sebagai antitumor serta efeknya
terhadap poliferasi limfosit.
3.1 Laminaria sp.
a. Gambar
b. Klasifikasi
Klasifikasi dari Laminaria sp. adalah (Hamid,
2009):
Kingdom : Plantae
Divisi : Phaeophyta
Kelas
: Phaeophyceae
Ordo
: Laminariales
Famili
: Laminariaceae
Genus
: Laminaria
Spesies
: Laminaria sp.
c. Deskripsi
Berdasarkan hasil pengamatan dan
identifikasi pada Laminaria sp. diperoleh ciri-ciri morfologi bahwa alga
ini memiliki blades, stipe dan thallusnya berbentuk lembaran, lebar thallus +
9 cm, panjang + 22 cm, lebarnya
mencapai 9 cm, dan berwarna cokelat. Spesies ini biasanya tumbuh pada substrat
dasar daerah pasang surut, kadang pula melekat pada batu atau terumbu karang.
Laminaria sp.
ini tergolong dalam devisi Phaeophyta. Laminaria
sp. memiliki holdfast yang berfungsi sebagai organ untuk menempel pada
batu-batuan atau karang dan juga memiliki lamina seperti lembaran daun. Pada
Lamina ini juga terjadi proses fotosintesis dilakukan sebagai sumber
makanannya. Namun, lamina
dari Laminaria sp. berbeda dengan
lamina pada Dictyosasp. Padina sp., pada Laminaria sp. laminanya tidak memiliki cabang-cabang, hanya ada
lembaran tunggal yang mana bagian samping-sampingnya memiliki lekukan-lekukan
yang disebut dengan stipe. Panjang dari lamina adalah 19 cm sedangkan lebarnya
4 cm, sedangkan pada lamina yang satu berukuran 12x3 cm (Pandey, 1995).
Laminaria sp. memilki pola pertumbuhan yang berbeda-beda, lapisan
luar sel yang disebut mesoderm adalah daerah utama pembentuk sel
baru.Meristoderm terutama aktif pada perbatasan helai dan tangkai, dimana
sel-sel baru ditambahkan helai, tangkai, dan bagian anterior pada tingkat lenih
rendah.Permukaan lapisan di seluruh thallus juga menunjukkan aktifitas
meristematik (Setiawan, 2001).
Jenis-jenis yang termasuk bangsa laminariales
mempunyai sporofit yang dapat dibagi menjadi alat pelekat, tangkai dan belaian
atau lembaran. Pertumbuhan terjadi pada bagian yang meristematik yang letakknya
interkalar dan biasanya terletak di antara tangkai dan lembaran. Sporofit
mempunyai sporangia yang unilokuler dan terkumpul dalam suatu “sorus” pada permukaan lembaran. Beberapa
marga tertentu, sporangianya terletak pada suatu lembaran khusus (sporofit).
Gametofit dari Laminariales berupa gilamen yang mikroskopik, perkembangbiakan
seksual bersifat oogamik. Bangsa ini mempunyai marga 30 marga dengan kurang
lebih 100 jenis yang kesemuanya merupakan penghuni lautan di daerah beriklim
dingin (Aslan, 1991).
Laminaria sp.
ini memiliki anatomi multiseluler yang paling kompleks diantara semua alga,
beberapa diantaranya memiliki jaringan dan organ yang berdiferensiasi yang
mirip tumbuhan tingkat tinggi (Campbell, 2003).
Menurut Dowes (2000), reproduksi dapat dilakukan
secara aseksual yaitu vegetatif, sporik dan gametofit. Reproduksi yang
vegetatif umum dilakukan fragmetasi tallus. Reproduksi sporik dengan zoospora
atau alpanospora yang masing-masing tidak berdinding. Sedangkan reproduksi
secara gametofit dilakukan secara isogami, anisogami dan oogami.
d. Manfaat
Manfaat Laminaria sp. dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai bahan
pewarna murni dan ada yang sebagian dimanfaatkan sebagai pewarna pada cat sehingga tampak lebih cerah. Dalam
dunia ekonomi atau masyarakat Laminaria
sp. dimanfaatkan sebagai bahan pokok makanan, sedangkan masyarakat Jepang
menggunakannya sebagai bahan pokok sup (Stern, 2003).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil studi
lapangan keanekaragaman makroalga
di Pantai Kondang Merak, dapat disimpulkan bahwapantai Kondang Merak memiliki vegetasi
makroalga yang masih bagus. Sehingga didapatkan beragam spesies makroalga,
terutama dari Divisi Chlorophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta. Akan tetapi yang
hanya dibahas pada kelompok studi ini antara lain:
1.
Gellidiumpulchellum
Spesies ini bermarna merah, thallus
berbentuk pipih, jenis percabangan tidak teratur, ada yang dikotom dan trikotom
dengan berukuran panjang ± 4-7 cm. Holdfast tumbuh melekat pada substrat batu
karang di rataan trumbu yang tergenang air dan tergolong ke dalam divisi Rhodophyta (alga merah).
2.
Turbinaria
ornata
Spesies ini mempunyai bagian-bagiannya
antara lain: Thallusnya dapat dibedakan
antara daun, batang dan holdfast/rhizoid. Holdfast sebagai alat perekat pada substrat
yang menyerupai akar pada tumbuhan tingkat tinggi, panjang thallus ± 3,5 cm
berbentuk pipih, berwarna coklat terdapat filoid (blades), memiliki percabangan
dikotom dan berbentuk kerucut segitiga atau
corong dengan tepi bergerigi seperti turbin. Spesies ini biasa hidup berhabitat menempel
pada bagian celah batu karang.Turbinariaornatamasuk ke dalam kelompok alga cokelat
(Phaeophyta).
3.
Laminaria sp.
Spesies ini memiliki ciri-ciri morfologi
bahwa alga ini memiliki blades, stipe dan thallusnya berbentuk lembaran, lebar
thallus + 9 cm, panjang +
22 cm, lebarnya mencapai 9 cm, dan berwarna cokelat. Spesies ini
biasanya tumbuh pada substrat dasar daerah pasang surut, kadang pula melekat
pada batu atau terumbu karang.Laminaria
sp.
ini tergolong dalam devisi Phaeophyta (alga cokelat).
4.2 Saran
Diharapkan laporan hasil studi lapangan ini dapat dijadikan bahan acuan untuk mempelajari spesies-spesies makroalga lebih lanjut. Sehingga kritik yang membangun dari pembaca sangat diperlukan agar bisa mengantarkan output yang lebih baik dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya. 2010. Laporan Penelitian Alga Kondang
Merak http://mushoffaditya.blogspot.com/ Diakses pada tanggal 13 Oktober 2012 pukul 16:30 WIB
Anonymous.
2012. Makroalga. http://agengsimuk.wordpress.com/ Diakses pada tanggal 20 Nopember 2012 pukul
11:12 WIB
Aslan, L. M.
1991. Budidaya Rumput Laut. Yogyakarta: Kanisius
Bold, 1978.Introduction To The Algae, Structure and Reproduction.
New Delhi: Prentice Hall Of India.
Campbel.2003. Biologi
Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Dawes, C. J. 2000. Marine Botany A Wiley Interscience. New York: Publication John
Wiley & Sons
Fajarningsih,
Nurrahmi Dewi, dkk. 2008. Bioaktivitas Ekstrak Turbinaria decurrens
Sebagai Antitumor (Hela dan T47D) Serta Efeknya Terhadap Polifera Limfosit.Jurnal
Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan.Vol 3. No 1. hlm 21
Hamid,
Huzaifah. 2009. Phaeophyta (Algae Coklat) http://zaifbio.wordpress.com/ Diakses pada tanggal 20 Nopember 2012 pukul
05:45 WIB
Hasnunida, Neni S.Pd., M.Si.2007. Buku Ajar Botani Tumbuhan Rendah.
Bandarlampung: UNILA
Iptek.net.
2002.Alga Cokelat. http://iptek.net.id/ Diakses pada tanggal 13 Nopember 2012 pukul
22:55 WIB
KKP. 2010. Mengenal
Rumput Laut. http://penyuluhpi.blogspot.com/ Diakses pada tanggal 20 Nopember 2012 pukul
11:03 WIB
Loveless, A.R. 1989.Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah
Tropik 2.Jakarta: PT Gramedia
Magruder, WH dan JW.Hunt.1979. Rumput Laut dari Hawai. Hawai:
Oriental Publication
Nontji, A. 1993.Laut Nusantara. Jakarta: Penerbit Djambatan
Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis.
Jakarta: PT Gramedia
Pandey, S.N. 1995. A Textbook of Algae.Jakarta: Vikas Publishing
Setiawan, Ahmad Dwi. 2001. Petunjuk Praktikum Taksonomi Tumbuhan I
(Cryptogamae). Semarang: UNS
Stern, Kingsley R, dkk.2003. Intrduction Plant Biology Nineth Edition. New York: The Mc
Graw-HillCompanies, Inc
Sulisetjono.2009. Bahan Serahan Alga. Malang: Jurusan Biologi UIN
Tabin, Amin.
2010. Laporan Praktikum Lapangan Tentang Jenis-Jenis Algae yang Ada di
Pantai Pasir Putih. http://amintabin.blogspot.com/ Diakses pada tanggal 13 Oktober 2012 pukul 16:31 WIB
Winarno, F.G. 1990. Teknologi
Pengelolaan Alga Laut. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
LAMPIRAN
(DOKUMENTASI STUDI LAPANGAN DI PANTAI KONDANG MERAK)
A. Makroalga
yang Diperoleh (sampel)
B. Habitat
(substrat)
C. Hasil dan
Proses Pengumpulan
D. Identifikasi
dan Pembuatan Larutan Herbarium di Laboratorium
E. Herbarium
Jadi
kunjungi blog saya juga ya... http://ainunlaily.blogspot.com :-)
BalasHapus